Senin, 08 Februari 2016

PENGARUH BERBAGAI MACAM TERAPI DALAM MENURUNKAN RISIKO PERILAKU KEKERASAAN



PENGARUH  BERBAGAI MACAM TERAPI DALAM MENURUNKAN RISIKO       PERILAKU KEKERASAAN
IMPACT OF VARIOUS KIN DS THERAPY FOR DECREASING VIOLENT  BEHAVIOR RISK
Annisa Napriyeni Utami1, Dwi Astuti2, Msy Hartina Ulfa3,
Selvie Dwi Yanti4, Shinta Anugerah Pratama5
1,2,3,4,5Mahasiswa Reguler 2014 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Jl. Palembang-Prabumulih, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, 30662


ABSTRAK
Pendahuluan dan Tujuan :. Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral). Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi diri seorang pelaku kekerasaan maupun orang di sekitarnya. Salah satu solusi untuk mengurangi perilaku kekerasaan ialah mengatasi perilaku kekerasaan itu sendiri, bisa dengan berbagai macam obat farmakologi dari medis maupoun non farmakologi berupa terapi. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi dalam menurunkan resiko perilaku kekerasaan.
Metode :  Artikel dikumpulkan dari jurnal-jurnal elektronik dari Google Scholar menggunakan kata kunci, Terapi,  Perilaku Kekerasaan, dan risiko. Kriteria inklusinya adalah artikel diterbitkan antara 2010 - 2015 dan ditemukan 5 artikel yang berhubungan dengan kata kunci.
Hasil : Hasil dari telaah literature ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan berbagai macam terapi untuk menurunkan terjadinya perilaku kekerasan, seperti teknik de-eskalasi, senam aerobic low impact, terapi keluarga,dan tindakan restrain mempunyai pengaruh yang efektif dalam menurunkan resiko terjadinya perilaku kekerasaan pada seseorang.
Diskusi dan Kesimpulan : Temuan ini menunjukkan bahwa dengan berbagai macam terapi untuk menurunkan perilaku kekerasaan sangat efektif dalam mengurangi terjadinya  perilaku kekerasaan. Dari hasil temuan ini, kita dapat menggunakan terapi senam Aerobic low impact, teknik De-eskalasi, terapi keluarga dan tindakan restrain sebagai pilihan intervensi dalam menurunkan resiko perilaku kekerasaan terhadap klien yang dipandang sebagai makhluk holistik dan unik  yang pastinya akan terdapat perbedaan dalam penanganannya.

Kata Kunci : Terapi, Perilaku Kekerasaan, Risiko

ABSTRACT
Introduction and Aim: violent behavior is an individual behavior that is purpose  to hurt or harm the other individu who do not want  the behavior come (Purba, dkk, 2008). According to Stuart dan Laraia (1998), violent behavior can be manifested by physically (injuring themselves, increasing of body mobility), psychology (emotional, angry,easy to offended,  defying), or spiritual ( feel theirselves have a big mighty, unmorality). This conditions cause a suffer for violenter or the people around him/her. The solutions for decreasing violent behavior is solve the violent behavior itself, can be with various kinds of pharmacology potion or non-pharmacology such as therapy. This literature review aim to review studies that have investigated the effectivity of therapies for decreasing violent behavior risk.
Method :articles were collected through electronic database from Google Scholar, using keyword Therapy, violent behavior, and risk. The inclusion criteria were articles published between 2010-2015 and found 5 articles related to keywords.
Result :this literature review showed that by using various kinds of therapy for decreasing violent behavior risk, such as, De-eskalasi technique, Aerobic low impact exercises therapy, family therapy, and restrain action have effective impact for decreasing violent behavior risk.
Discussion and Conclusion : this finding shows that various kinds of therapy for decreasing  violent behavior is very effective for reduce a violent behavior. According this finding, we can using Aerobic low impact exercises, De-eskalasi technique, family therapy, and restraining the patient as another intervention on decreasing violent behavior risk toward the client  as the holistic creature and unique that have difference to one and another, certainly.

Keyword: therapy, violent behavior, risk

PENDAHULUAN
            Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress (misal: gejala nyeri) atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American Psychiatrc Assosiation dalam NIC,2005). Gangguan jiwa umumnya memiliki banyak penyebab (multicausal) dan berkaitan dengan apa yang telah ada sebelum gangguan itu muncul, yaitu faktor faktor bawaan, predisposisi, kepekaan (sensitivity) dan kerapuhan (vulnerability).
          Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Perilaku kekerasan, agresif merupakan bagian dari respon marah (Stuart dan Sunden,1995).  Menurut Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral).
          Marah merupakan salah satu gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu dimana dia beresiko memperlihatkan secara psikologis, emosional atau seksual melukai orang lain maupun diri sendiri (NANDA,2005).Kemarahan adalah salah satu bentuk emosi manusia yang sepenuhnya bersifat normal dan setiap individu pasti pernah mengalaminya dengan berbagai alasan, tapi jika marah tidak dapat dikendalikan dengan tepat dan bersifat destruktif maka akan berpotensi menimbulkan masalah baru di keluarga dan hubungan interpersonal (Papu, 2003 dalam Widodo, 2009).
          Kondisi seperti diatas  mengakibatkan kerugian bagi diri seorang pelaku kekerasaan maupun orang di sekitarnya. Salah satu solusi untuk mengurangi perilaku kekerasaan ialah mengatasi perilaku kekerasaan itu sendiri, bisa dengan berbagai macam obat farmakologi dari medis maupoun non farmakologi berupa terapi.
          Berbagai penelitian tentang penanganan untuk mengurangi terjadinya perilaku kekerasan ini memberikan banyak pilihan intervensi bagi setiap petugas kesehatan ataupun keluarga untuk menerapkannya dalam menghadapi pasien dengan perilaku kekerasan sehingga dibutuhkan nilai keefektifan dari terapi yang akan diberikan. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan berbagai terapi dalam menurunkan risiko perilaku kekerasaan.
METODE
          Metode yang digunakan dalam telaah literatur ini adalah mengumpulkan dan menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai berbagai bentuk terapi dalam menurunkan risiko terjadinya perilaku kekerasan. Artikel didapat dari jurnal-jurnal elektronik dari Google Scholar menggunakan kata kunci terapi, risiko, dan perilaku kekerasan. Kriteria inklusi telaah literatur ini adalah artikel yang diterbitkan dalam periode tahun antara 2010-2015 dan bisa diakses dengan full text. Dari pencarian tersebut didapatkan 5 jurnal terpilih yang menjelaskan keefektifan terapi dan memberikan intervensi dalam menurunkan resiko terjadinya perilaku kekerasan.
HASIL
          Dari telaah literatur ini, didapatkan 5 artikel penelitian yang menganalisis keefektifan terapi yang diberikan untuk menurunkan resiko perilaku kekerasan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan di beberapa Rumah Sakit Jiwa dan Rumah sakit umum dengan pasien berisiko perilaku kekerasan serta lingkungan masyarakat yang mempunyai risiko perilaku kekerasan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dalam lingkup wilayah Negara Indonesia, yaitu di Kabupaten Banyumas, Kota Surabaya, Kota Semarang, dan Riau. Artikel-artikel tersebut dipublikasikan dalam rentang waktu dari tahun 2010-2015. Kelima penelitian tersebut memberikan intervensi yang dapat dilakukan dengan terapi dan 1 tindakan. Metode yang paling banyak digunakan adalah quasy-experiment with pre-post test with control grup.

Tabel 1. Penelitian-penelitian dalam telaah literatur berdasarkan tempat penelitian, bentuk terapi yang diberikan, waktu pelaksanaan terapi, metode penelitian, jumlah sampel yang digunakan, dan hasil penelitian
Penelitian (tahun penerbitan)
Tempat penelitian
Bentuk terapi
Waktu pelaksanaan terapi
Metode penelitian
Jumlah sampel
Hasil ( hasil p=value)
Harki Isnuur Akhmad (2011)
RSUD Banyumas
senam aerobic low impact
2 kali dalam satu minggu
Quasy-Experiment dengan rancangan penelitian pre-test-post-test with control group
60 yaitu 30 sampel untuk perlakuan dan 30 sampel sebagai kontrol dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi
 Efektif (P= 0.00)
Nadzla Kirana  (2014)
RSJ Tampan Provinsi Riau
senam aerobic low impact
3 kali dalam seminggu dalam 2 minggu berturut-turut
Quasy-Experiment dengan rancangan penelitian pre-test-post-test with control group
34 yaitu 17 sampel untuk perlakuan dan 17 sampel sebagai control dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling
 Efektif (p = 0,000 ) (p<0,05)
Kandar et al (2014)
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
tindakan restrain
diikat dalam waktu lebih dari 4 jam
konsep deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
25 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling
Efektif (tidak mengalami kekambuhan perilaku kekerasan.)
Wahyu Indrono (2012)

teknik de-eskalasi
 2 kali dalam rentang waktu 2 hari.
quasy- eksperiment dengan desain pre post test with control group
28 yaitu 14 sampel perlakuan dan 14 sampel kontrol   dengan teknik total sampling
Efektif (P = 0.00)
PM Nancye (2015)
Keluarga klien dengan masalah perilaku di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya
terapi keluarga

quasy eksperimen dengan rancangan pre-post test with control group desaign. Untuk menguji pengaruh terapi keluarga terhadap dukungan keluarga digunakan Paired sample T Test dan Independent-Sample T Test.
48 keluarga yaitu 24 kelompok perlakuan dan 24 kelompok kontrol dengan menggunakan Stratified purposive random sampling.

efektif  
(p value = 0,001)

          Hasilnya semua penelitian menyatakan bahwa terapi senam Aerobic low impact , Teknik De-eskalasi, terapi keluarga, dan tindakan restrain yang dilakukan terbukti efektif dalam menurunkan resiko perilaku kekerasan, dinyatakan dengan p= value  dan banyaknya sampel penelitian diambil dengan teknik dan kriteria inklusi tertentu yang harus dipenuhi . penelitian menunjukkan terdapat 3 artikel yang menyatakan hasil keefektifan dengan p= value dengan nilai p=0.00 , 1 artikel dengan nilai p=0.001 dan 1 artikel yang tidak menyatakan hasil dengan nilai p= value.

DISKUSI
Penelitian mengenai perilaku kekerasaan telah banyak dilakukan khususnya penatalaksanaan dalam mengurangi perilaku kekerasaan. Dari penelitian – penelitian tersebut diketahui bahwa penatalaksanaan perilaku kekerasaan bisa diatasi baik secara farmakologi maupun non – farmakologi. Dalam penelitian ini dibahas mengenai penatalaksanaan mengurangi perilaku kekerasaan secara non – farmakologi khususnya secara terapi. Diketahui bahwa terapi mempunyai pengaruh yang sangat efektif dalam mengurangi perilaku kekerasaan.
Penelitian Harki Isnuur Akhmad et al (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadap skor aggression self-control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasaan di ruang sakura RSUD Banyumas, dengan menggunakan Quasy-Experiment dengan rancangan penelitian pre-test-post-test with control group yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kontrol disamping kelompok eksperimental. Tetapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan teknik acak (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui secara pasti akibat dari perlakuan (Arikunto, 2002). Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2009 – 14 Agustus 2009 dengan 2 kali dalam satu minggu dan jumlah populasi sebanyak 60 yaitu 30 sampel untuk perlakuan dan 30 sampel sebagai kontrol. Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara skor Agression Self-Control pada kelompok kontrol, terdapat perbedaan signifikan antara skor Agression Self-Control pada kelompok perlakuan, dan terdapat pengaruh terapi senam Aerobic-Low Impact terhadap skor Agression Self-Control pada pasien dengan risiko perilaku kekerasaan di Ruang Sakura RSUD Banyumas (P=0,00).
Hasil penelitian ini sejalan dengan 1 artikel penelitian yang sama – sama menggunakan senam Aerobic-Low Impact terhadap Agression Self-Control dan menggunakan metode pengambilan yang sama yaitu penelitian oleh Nadzla Kirana et al (2014). Namun, penelitian ini digunakan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan di RSJ Tampan Provinsi Riau dengan tingkat keefektifitasan yang sama yaitu p value= 0,000 (p<0,05) dengan jumlah sampel sebanyak 34 pasien dengan resiko perilaku kekerasan yang dibagi menjadi 17 orang sebagai kelompok eksperimen dan 17 orang sebagai kelompok kontrol yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan senam dilakukan 3 kali dalam satu minggu selama 2 minggu berturut – turut.
Terdapat 3 artikel penelitian lainnya yang sama – sama mempunyai keefektifitasan dalam mengurangi perilaku kekerasaan yaitu Penelitian Kandar et al (2014), Wahyu Indrono et al (2012) dan PM Nancye (2015).
Penelitian oleh Kandar et al (2014) dengan menganalisa pelaksanaan prosedur tindakan restrain pada pasien perilaku kekerasan yang menjalani Perawatan di Unit Perawatan Intensif Psikiatrik (UPIP) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang menggunakan konsep deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana fungsi deskriptif analitik adalah metode penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya, penelitian ini dilaksankan pada tanggal 6 Mei – 1 Juni 2013 dengan sample sebanyak 25 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling menunjukkan bahwa prosedur restrain yang diakukan di UPIP sebagian besar kurang sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, diikat dalam waktu lebih dari 4 jam, pelaksanaan prosedur restrain yang dilakukan di UPIP secara umum tidak memberikan efek samping pada pasien, telah memenuhi indikator pelepasan restrain, tidak mengalami kekambuhan perilaku kekerasan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan restrain sebagian besar berjumlah lebih dari 2 dengan melibatkan tenaga kesehatan perempuan dan tidak menimbulkan injuri sehinga terbukti efektif dalam mengurangi perilaku kekerasan.
Menurut penelitian oleh Wahyu Indrono et al (2012) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh teknik de-eskalasi terhadap perubahan marah pada pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. Jenis penelitian ini adalah quasy- eksperiment dengan desain pre post test with control group ” dengan intervensi teknik de-eskalasi. Cara pengambilan sampel adalah total sampling dengan sampel sebanyak 28 klien dibagi 2 kelompok yaitu 14 klien kelompok yang mendapatkan teknik de-eskalasi dan 14 klien kelompok yang tidak mendapatkan teknik de-eskalasi. Pada kelompok yang mendapat teknik de-eskalasi dilakukan pertemuan sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 2 hari. Uji statistik yang digunakan adalah dengan t test dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan Implementasi teknik de-eskalasi pada pasien marah dengan perilaku kekerasan memberikan pengaruh lebih signifikan dibanding dengan yang tidak diberikan teknik de-eskalasi yang dibuktikan nilai ρ value = 0.00.
Sedangkan PM Nancye (2015) meneliti pengaruh terapi keluarga terhadap dukungan keluarga dalam merawat klien dengan perilaku kekerasan di kota Surabaya dengan desain quasy eksperimen dengan rancangan pre-post test with control group desaign. Populasi penelitian ini adalah keluarga klien dengan masalah perilaku kekerasan di kota Surabaya. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 keluarga dan untuk menentukan kelompok subyek yang menjadi responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol digunakan Stratified purposive random sampling. Untuk menguji pengaruh terapi keluarga terhadap dukungan keluarga digunakan Paired sample T Test dan Independent-Sample T Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang mendapat intervensi terapi keluarga menunjukkan peningkatan dukungan dalam merawat klien dengan masalah perilaku kekerasan. Hasil analisa beda dua mean menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil post tes dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan p value = 0,001 yang artinya terdapat perbedaan sangat signifikan antara terapi keluarga terhadap dukungan keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh terapi keluarga sangat signifikan terhadap dukungan keluarga dalam merawat klien dengan masalah perilaku kakerasan.
Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan keluarga dalam menjalankan fungsi keluarga dapat menjadi faktor penyebab ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah perilaku kekerasan. Untuk itu pelayanan keperawatan perlu meninjau kembali aspek yang dapat meningkatkan kemampuan keluarga serta memfasilitasi keluarga untuk dapat menjalankan fungsinya khususnya fungsi pelayanan kesehatan dalam keluarga.

KESIMPULAN
Dari telaah literatur ini menunjukkan bahwa dengan berbagai terapi terdapat pengaruh yang efektif dalam menurunkan risiko perilaku kekerasaan baik dengan terapi senam Aerobic low impact, Tindakan Restrain, Teknik De-Eskalasi dan Terapi Keluarga.
Berdasarkan beberapa penatalaksanaan terapi non – farmakologi diatas dapat diketahui bahwa terapi senam Aerobic low impact terhadap skor aggression self-control menunjukkan keefektifitasan yang signifikan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasaan karena dengan sampel sebanyak 60 responden dengan 30 untuk kelompok perlakuan dan 30 sebagai kontrol menunjukkan nilai P value = 0.00 . Waktu pemberian senam adalah 2 kali dalam seminggu dalam waktu kurang dari 4 minggu dengan kisaran waktu senam antara 20-30 menit dengan keteraturan gerakan.. Kemudian data diolah secara statistik dengan menggunakan analisis univariat uji, pair t test, dan uji t test 2n.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan jiwa diharapkan mampu menggunakan berbagai terapi ini sebagai pilihan intervensi dalam menurunkan resiko perilaku kekerasaan terhadap klien sebagai makhluk holistik dan unik  yang pastinya akan terdapat perbedaan dalam penanganannya. Selain itu melibatkan keluarga sebagai faktor pendukung dalam meningkatkan fungsinya sebagai anggota keluarga juga dinilai efektif dalam menurunkan resiko terjadinya perilaku kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Harki Isnuur., Handoyo., Setiono, Tulus. 2011. Pengaruh Terapi Senam Aerobic Low Impact Terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sakura RSUD Banyumas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, volume 7, No. 3, Oktober 2011. Diperoleh pada tanggal 2 Desember 2015 dari Indonesian Publication Index.
Anna,budi keliat dan akemat.2004.keperawatan jiwa. Jakarta : EGC
Frances,mary,dkk.1996.rencana asuhan keperawatan psikiatri.jakarta:EGC
Indrono, Wahyu., Caturini, Endang. 2012. Implementasi Teknik De-Eskalasi Terhadap Penurunan Respon Marah Klien dengan Perilaku Kekerasan . Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November 2012, Hlm. 1-94. Diperoleh pada Tanggal 2 Desember 2015 dari Indonesian Publication Index.
Kandar., Pembudi, Prabawati Setyo.2014. Efektifitas Tindakan Restrain Pada Pasien Perilaku Kekerasan yang Menjalani Perawatan di Unit Pelayanan Intensif Psikiatri (UPIP) RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2013. PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014, 27-35. Diperoleh pada tanggal 1 Desember 2015
Kirana, Nadzla., Nauli, Fathra Annis., Novayelinda, Riri. 2014. Efektifitas Senam Aerobic Low Impact Terhadap Agression Self-Control Pada Pasien dengan Risiko Perilaku Kekerasan. JOM PSIK Vol. 1, Oktober 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan: Universitas Riau. Diperoleh pada Tanggal 2 Desember 2015 dari http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/viewFile/3436/3332
Kusumawati, farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Ma’rifatul, lilik.2011.keperawatan jiwa.yogyakarta: Graha Ilmu.
Marilyne,Doengoes&townsend, mary, &frances,mary.2006. rencana asuhan keperawatan psikiatri.Jakarta: EGC.
Nancye, Pandeirot Marjory. 2015. Pengaruh Terapi Keluarga Terhadap Dukungan Keluarga Dalam Merawat Klien Dengan Masalah Perilaku Kekerasaan di Kota Surabaya. Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. Diperoleh pada tanggal 1 Desember 2015 dari ejournal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/S1Kep/article/view/54
Tomb,david.2004.psikiatri. Jakarta: EGC.
Wiscarz, gail&j.sandra.1998.Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar