PENGARUH BERBAGAI MACAM TERAPI DALAM MENURUNKAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAAN
IMPACT OF VARIOUS
KIN DS
THERAPY FOR DECREASING VIOLENT BEHAVIOR RISK
Annisa
Napriyeni Utami1,
Dwi Astuti2, Msy Hartina Ulfa3,
Selvie
Dwi Yanti4, Shinta Anugerah Pratama5
1,2,3,4,5Mahasiswa Reguler 2014 Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Jl.
Palembang-Prabumulih, Ogan Ilir, Sumatra Selatan, 30662
ABSTRAK
Pendahuluan dan Tujuan
:. Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang
ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan
datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia
(1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri
sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah
tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak
bermoral). Kondisi ini mengakibatkan kerugian bagi diri
seorang pelaku kekerasaan maupun orang di sekitarnya. Salah satu solusi untuk
mengurangi perilaku kekerasaan ialah mengatasi perilaku kekerasaan itu sendiri,
bisa dengan berbagai macam obat farmakologi dari medis maupoun non farmakologi
berupa terapi. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan
terapi dalam menurunkan resiko
perilaku kekerasaan.
Metode : Artikel dikumpulkan dari jurnal-jurnal
elektronik dari Google Scholar menggunakan kata kunci, Terapi, Perilaku Kekerasaan, dan risiko. Kriteria inklusinya
adalah artikel diterbitkan antara 2010 - 2015 dan ditemukan 5 artikel yang
berhubungan dengan kata kunci.
Hasil : Hasil
dari telaah literature ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan berbagai macam
terapi untuk menurunkan terjadinya
perilaku kekerasan, seperti teknik de-eskalasi, senam aerobic low impact, terapi keluarga,dan tindakan restrain mempunyai
pengaruh yang efektif dalam menurunkan
resiko terjadinya perilaku kekerasaan pada seseorang.
Diskusi dan Kesimpulan : Temuan
ini menunjukkan bahwa dengan berbagai macam terapi untuk menurunkan perilaku kekerasaan sangat efektif
dalam mengurangi terjadinya perilaku kekerasaan. Dari hasil temuan ini, kita dapat menggunakan
terapi senam Aerobic low impact, teknik De-eskalasi, terapi keluarga dan
tindakan restrain sebagai pilihan intervensi dalam menurunkan resiko perilaku kekerasaan terhadap klien yang dipandang sebagai makhluk holistik
dan unik yang pastinya akan terdapat
perbedaan dalam penanganannya.
Kata Kunci :
Terapi, Perilaku Kekerasaan,
Risiko
ABSTRACT
Introduction
and Aim: violent behavior
is an individual behavior that is purpose
to hurt or harm the other individu who do not want the behavior come (Purba, dkk, 2008).
According to Stuart dan Laraia (1998), violent behavior can be manifested by physically
(injuring themselves, increasing of body mobility), psychology (emotional,
angry,easy to offended, defying), or
spiritual ( feel theirselves have a big mighty, unmorality). This conditions
cause a suffer for violenter or the people around him/her. The solutions for
decreasing violent behavior is solve the violent behavior itself, can be with
various kinds of pharmacology potion or non-pharmacology such as therapy. This
literature review aim to review studies that have investigated the effectivity of therapies for
decreasing violent behavior risk.
Method
:articles were collected through
electronic database from Google Scholar, using keyword Therapy, violent
behavior, and risk. The inclusion criteria were articles published between
2010-2015 and found 5 articles related to keywords.
Result
:this literature review showed
that by using various kinds of therapy for decreasing violent behavior risk,
such as, De-eskalasi technique, Aerobic low impact exercises therapy, family
therapy, and restrain action have effective impact for decreasing violent
behavior risk.
Discussion
and Conclusion : this finding
shows that various kinds of therapy for decreasing violent behavior is very effective for reduce
a violent behavior. According this finding, we can using Aerobic low impact
exercises, De-eskalasi technique, family therapy, and restraining the patient
as another intervention on decreasing violent behavior risk toward the
client as the holistic creature and
unique that have difference to one and another, certainly.
Keyword: therapy,
violent behavior, risk
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis
atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan
dikaitkan dengan adanya distress (misal: gejala nyeri) atau disabilitas
(kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat
kehilangan kebebasan (American Psychiatrc
Assosiation dalam NIC,2005). Gangguan jiwa umumnya memiliki banyak penyebab
(multicausal) dan berkaitan dengan apa yang telah ada sebelum gangguan itu
muncul, yaitu faktor faktor bawaan, predisposisi, kepekaan (sensitivity) dan
kerapuhan (vulnerability).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa.
Perilaku kekerasan, agresif merupakan bagian dari respon
marah (Stuart dan Sunden,1995). Menurut
Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara
fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis
(emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya
sangat berkuasa, tidak bermoral).
Marah merupakan salah satu gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan
adalah tingkah laku individu dimana dia beresiko memperlihatkan secara
psikologis, emosional atau seksual melukai orang lain maupun diri sendiri
(NANDA,2005).Kemarahan adalah salah satu bentuk emosi manusia yang sepenuhnya
bersifat normal dan setiap individu pasti pernah mengalaminya dengan berbagai
alasan, tapi jika marah tidak dapat dikendalikan dengan tepat dan bersifat
destruktif maka akan berpotensi menimbulkan masalah baru di keluarga dan
hubungan interpersonal (Papu, 2003 dalam Widodo, 2009).
Kondisi seperti diatas mengakibatkan kerugian bagi diri seorang
pelaku kekerasaan maupun orang di sekitarnya. Salah satu solusi untuk
mengurangi perilaku kekerasaan ialah mengatasi perilaku kekerasaan itu sendiri,
bisa dengan berbagai macam obat farmakologi dari medis maupoun non farmakologi
berupa terapi.
Berbagai penelitian tentang penanganan untuk mengurangi terjadinya perilaku
kekerasan ini memberikan banyak pilihan intervensi bagi setiap petugas
kesehatan ataupun keluarga untuk menerapkannya dalam menghadapi pasien dengan
perilaku kekerasan sehingga dibutuhkan nilai keefektifan dari terapi yang akan
diberikan. Telaah literatur ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan berbagai terapi
dalam menurunkan risiko
perilaku kekerasaan.
METODE
Metode yang digunakan dalam telaah literatur ini adalah mengumpulkan dan
menganalisis artikel-artikel penelitian mengenai berbagai bentuk terapi dalam
menurunkan risiko terjadinya perilaku kekerasan. Artikel didapat dari
jurnal-jurnal elektronik dari Google Scholar menggunakan kata kunci terapi, risiko,
dan perilaku kekerasan. Kriteria inklusi telaah literatur ini adalah artikel
yang diterbitkan dalam periode tahun antara 2010-2015 dan bisa diakses dengan full text. Dari pencarian tersebut
didapatkan 5 jurnal terpilih yang menjelaskan keefektifan terapi dan memberikan
intervensi dalam menurunkan resiko terjadinya perilaku kekerasan.
HASIL
Dari telaah literatur ini, didapatkan 5 artikel penelitian yang
menganalisis keefektifan terapi yang diberikan untuk menurunkan resiko perilaku
kekerasan. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan di beberapa Rumah Sakit
Jiwa dan Rumah sakit umum dengan pasien berisiko perilaku kekerasan serta
lingkungan masyarakat yang mempunyai risiko perilaku kekerasan. Penelitian-penelitian
tersebut dilakukan dalam lingkup wilayah Negara Indonesia, yaitu di Kabupaten
Banyumas, Kota Surabaya, Kota Semarang, dan Riau. Artikel-artikel tersebut
dipublikasikan dalam rentang waktu dari tahun 2010-2015. Kelima penelitian
tersebut memberikan intervensi yang dapat dilakukan dengan terapi dan 1
tindakan. Metode yang paling banyak digunakan adalah quasy-experiment with pre-post test with control grup.
Tabel 1. Penelitian-penelitian dalam telaah
literatur berdasarkan
tempat penelitian, bentuk terapi yang diberikan, waktu pelaksanaan terapi,
metode penelitian, jumlah sampel yang digunakan, dan hasil penelitian
Penelitian (tahun penerbitan)
|
Tempat penelitian
|
Bentuk terapi
|
Waktu pelaksanaan terapi
|
Metode penelitian
|
Jumlah sampel
|
Hasil ( hasil p=value)
|
Harki
Isnuur Akhmad (2011)
|
RSUD
Banyumas
|
senam
aerobic low impact
|
2
kali dalam satu minggu
|
Quasy-Experiment dengan
rancangan penelitian pre-test-post-test
with control group
|
60
yaitu 30 sampel untuk perlakuan dan 30 sampel sebagai kontrol dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi
|
Efektif (P= 0.00)
|
Nadzla
Kirana (2014)
|
RSJ
Tampan Provinsi Riau
|
senam
aerobic low impact
|
3 kali dalam seminggu dalam 2 minggu berturut-turut
|
Quasy-Experiment dengan
rancangan penelitian pre-test-post-test
with control group
|
34
yaitu 17 sampel untuk perlakuan dan 17 sampel sebagai control dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling
|
Efektif (p = 0,000 ) (p<0,05)
|
Kandar et al (2014)
|
RSJD
Dr. Amino Gondohutomo Semarang
|
tindakan
restrain
|
diikat
dalam waktu lebih dari 4 jam
|
konsep
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional
|
25
responden dengan menggunakan teknik purposive sampling
|
Efektif (tidak mengalami
kekambuhan perilaku kekerasan.)
|
Wahyu
Indrono (2012)
|
|
teknik
de-eskalasi
|
2 kali dalam rentang waktu 2 hari.
|
quasy-
eksperiment dengan desain pre post test
with control group
|
28 yaitu 14 sampel perlakuan dan 14 sampel kontrol dengan teknik total sampling
|
Efektif (P = 0.00)
|
PM
Nancye (2015)
|
Keluarga klien dengan masalah perilaku di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Surabaya
|
terapi
keluarga
|
|
quasy
eksperimen dengan rancangan pre-post test with
control group desaign. Untuk menguji pengaruh terapi keluarga terhadap
dukungan keluarga digunakan Paired sample T Test dan Independent-Sample T
Test.
|
48 keluarga yaitu 24 kelompok perlakuan dan 24 kelompok kontrol
dengan menggunakan Stratified purposive random
sampling.
|
efektif
(p value = 0,001)
|
Hasilnya semua penelitian menyatakan bahwa terapi senam Aerobic low impact , Teknik De-eskalasi,
terapi keluarga, dan tindakan restrain yang dilakukan terbukti efektif dalam
menurunkan resiko perilaku kekerasan, dinyatakan dengan p= value dan banyaknya
sampel penelitian diambil dengan teknik dan kriteria inklusi tertentu yang
harus dipenuhi . penelitian menunjukkan terdapat 3 artikel yang menyatakan
hasil keefektifan dengan p= value dengan
nilai p=0.00 , 1 artikel dengan nilai
p=0.001 dan 1 artikel yang tidak
menyatakan hasil dengan nilai p= value.
DISKUSI
Penelitian
mengenai perilaku kekerasaan telah banyak dilakukan khususnya penatalaksanaan
dalam mengurangi perilaku kekerasaan. Dari penelitian – penelitian tersebut
diketahui bahwa penatalaksanaan perilaku kekerasaan bisa diatasi baik secara
farmakologi maupun non – farmakologi. Dalam penelitian ini dibahas mengenai penatalaksanaan
mengurangi perilaku kekerasaan secara non – farmakologi khususnya secara terapi. Diketahui bahwa
terapi mempunyai pengaruh yang sangat efektif dalam mengurangi perilaku
kekerasaan.
Penelitian
Harki Isnuur Akhmad et al (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi
senam aerobic low impact terhadap
skor aggression self-control pada
pasien dengan risiko perilaku kekerasaan di ruang sakura RSUD Banyumas, dengan
menggunakan Quasy-Experiment dengan
rancangan penelitian pre-test-post-test
with control group yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kontrol disamping kelompok eksperimental. Tetapi pemilihan kedua
kelompok ini tidak menggunakan teknik acak (Nursalam, 2003). Penelitian ini
menggunakan kelompok kontrol untuk mengetahui secara pasti akibat dari
perlakuan (Arikunto, 2002). Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 31
Juli 2009 – 14 Agustus 2009 dengan 2 kali dalam satu minggu dan jumlah populasi
sebanyak 60 yaitu 30 sampel untuk perlakuan dan 30 sampel sebagai kontrol.
Didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara skor Agression Self-Control pada kelompok
kontrol, terdapat perbedaan signifikan
antara skor Agression Self-Control
pada kelompok perlakuan, dan terdapat pengaruh terapi senam Aerobic-Low Impact
terhadap skor Agression Self-Control
pada pasien dengan risiko perilaku kekerasaan di Ruang Sakura RSUD Banyumas
(P=0,00).
Hasil
penelitian ini sejalan dengan 1 artikel penelitian yang sama – sama menggunakan
senam Aerobic-Low Impact terhadap Agression Self-Control dan menggunakan metode
pengambilan yang sama yaitu penelitian oleh Nadzla Kirana et al (2014). Namun,
penelitian ini digunakan pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan di RSJ
Tampan Provinsi Riau dengan tingkat keefektifitasan yang sama yaitu p value=
0,000 (p<0,05) dengan jumlah sampel sebanyak 34 pasien dengan
resiko perilaku kekerasan yang dibagi menjadi 17 orang sebagai kelompok
eksperimen dan 17 orang sebagai kelompok kontrol yang diambil menggunakan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan senam dilakukan
3 kali dalam satu minggu selama 2 minggu berturut – turut.
Terdapat
3 artikel penelitian lainnya yang sama – sama mempunyai keefektifitasan dalam
mengurangi perilaku kekerasaan yaitu Penelitian
Kandar et al (2014), Wahyu Indrono et al (2012) dan PM Nancye (2015).
Penelitian oleh Kandar et
al (2014) dengan menganalisa pelaksanaan prosedur
tindakan restrain pada pasien perilaku kekerasan yang menjalani Perawatan di
Unit Perawatan Intensif Psikiatrik (UPIP) RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang menggunakan konsep deskriptif
analitik dengan pendekatan cross
sectional, dimana fungsi deskriptif analitik adalah metode penelitian yang
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya,
penelitian ini dilaksankan pada tanggal 6 Mei – 1 Juni 2013 dengan sample
sebanyak 25 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling menunjukkan bahwa prosedur restrain
yang diakukan di UPIP sebagian besar kurang sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit, diikat dalam waktu lebih dari 4 jam, pelaksanaan
prosedur restrain yang dilakukan di UPIP secara umum tidak memberikan efek
samping pada pasien, telah memenuhi indikator pelepasan restrain, tidak
mengalami kekambuhan perilaku kekerasan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pelaksanaan restrain sebagian besar berjumlah lebih dari 2 dengan melibatkan
tenaga kesehatan perempuan dan tidak menimbulkan injuri sehinga terbukti
efektif dalam mengurangi perilaku kekerasan.
Menurut penelitian oleh Wahyu Indrono et al (2012)
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh teknik de-eskalasi terhadap perubahan
marah pada pasien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan. Jenis penelitian ini
adalah quasy- eksperiment dengan
desain pre post test with control group ” dengan intervensi teknik
de-eskalasi. Cara pengambilan sampel adalah total sampling dengan sampel
sebanyak 28 klien dibagi 2 kelompok yaitu 14 klien kelompok yang mendapatkan
teknik de-eskalasi dan 14 klien kelompok yang tidak mendapatkan teknik
de-eskalasi. Pada kelompok yang mendapat teknik de-eskalasi dilakukan pertemuan
sebanyak 2 kali dalam rentang waktu 2 hari. Uji statistik yang digunakan adalah
dengan t test dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian
ini menunjukkan Implementasi teknik de-eskalasi pada pasien marah dengan
perilaku kekerasan memberikan pengaruh lebih signifikan dibanding dengan yang
tidak diberikan teknik de-eskalasi yang dibuktikan nilai ρ value = 0.00.
Sedangkan PM Nancye (2015) meneliti pengaruh terapi
keluarga terhadap dukungan keluarga dalam merawat klien dengan perilaku
kekerasan di kota Surabaya dengan desain quasy eksperimen dengan
rancangan pre-post test with control group desaign. Populasi penelitian
ini adalah keluarga klien dengan masalah perilaku kekerasan di kota Surabaya.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 keluarga dan untuk menentukan
kelompok subyek yang menjadi responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol
digunakan Stratified purposive random sampling. Untuk menguji
pengaruh terapi keluarga terhadap dukungan keluarga digunakan Paired sample
T Test dan Independent-Sample T Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang
mendapat intervensi terapi keluarga menunjukkan peningkatan dukungan dalam
merawat klien dengan masalah perilaku kekerasan. Hasil analisa beda dua mean
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil post tes dari
kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan p value = 0,001 yang artinya terdapat
perbedaan sangat signifikan antara terapi keluarga terhadap dukungan keluarga.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh terapi keluarga sangat signifikan
terhadap dukungan keluarga dalam merawat klien dengan masalah perilaku
kakerasan.
Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan keluarga
dalam menjalankan fungsi keluarga dapat menjadi faktor penyebab ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah perilaku kekerasan. Untuk itu
pelayanan keperawatan perlu meninjau kembali aspek yang dapat meningkatkan
kemampuan keluarga serta memfasilitasi keluarga untuk dapat menjalankan
fungsinya khususnya fungsi pelayanan kesehatan dalam keluarga.
KESIMPULAN
Dari telaah literatur ini menunjukkan bahwa dengan
berbagai terapi terdapat pengaruh yang efektif dalam menurunkan risiko perilaku
kekerasaan baik dengan terapi senam Aerobic
low impact, Tindakan Restrain, Teknik De-Eskalasi dan
Terapi Keluarga.
Berdasarkan beberapa penatalaksanaan terapi non –
farmakologi diatas dapat diketahui bahwa terapi senam Aerobic low impact terhadap
skor aggression self-control
menunjukkan keefektifitasan yang signifikan
pada
pasien dengan resiko
perilaku kekerasaan karena dengan sampel sebanyak 60 responden dengan 30 untuk
kelompok perlakuan dan 30 sebagai kontrol menunjukkan nilai P value = 0.00 . Waktu pemberian senam adalah 2 kali dalam seminggu
dalam waktu kurang dari 4 minggu dengan kisaran waktu senam antara 20-30 menit
dengan keteraturan gerakan.. Kemudian data diolah secara statistik dengan
menggunakan analisis univariat uji, pair
t test, dan uji t test 2n.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan jiwa
diharapkan mampu menggunakan berbagai terapi ini sebagai pilihan intervensi dalam menurunkan resiko perilaku kekerasaan terhadap klien sebagai makhluk holistik dan unik yang pastinya akan terdapat perbedaan dalam
penanganannya. Selain itu melibatkan keluarga sebagai faktor
pendukung dalam meningkatkan fungsinya sebagai anggota keluarga juga dinilai efektif dalam menurunkan resiko terjadinya
perilaku kekerasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Harki Isnuur., Handoyo.,
Setiono, Tulus. 2011. Pengaruh Terapi
Senam Aerobic Low Impact Terhadap Skor Agression Self-Control Pada Pasien
dengan Risiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sakura RSUD Banyumas. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, volume 7, No. 3, Oktober 2011. Diperoleh pada
tanggal 2 Desember 2015 dari Indonesian Publication Index.
Anna,budi
keliat dan akemat.2004.keperawatan jiwa.
Jakarta : EGC
Frances,mary,dkk.1996.rencana asuhan keperawatan psikiatri.jakarta:EGC
Indrono, Wahyu., Caturini, Endang.
2012. Implementasi Teknik De-Eskalasi
Terhadap Penurunan Respon Marah Klien dengan Perilaku Kekerasan . Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November 2012, Hlm. 1-94. Diperoleh pada
Tanggal 2 Desember 2015 dari Indonesian Publication Index.
Kandar., Pembudi, Prabawati Setyo.2014.
Efektifitas Tindakan Restrain Pada Pasien
Perilaku Kekerasan yang Menjalani Perawatan di Unit Pelayanan Intensif
Psikiatri (UPIP) RSJ Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2013. PROSIDING
KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014, 27-35. Diperoleh pada tanggal 1
Desember 2015
Kirana, Nadzla., Nauli, Fathra Annis., Novayelinda, Riri.
2014. Efektifitas Senam Aerobic Low
Impact Terhadap Agression Self-Control Pada Pasien dengan Risiko Perilaku
Kekerasan. JOM PSIK Vol. 1, Oktober 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan:
Universitas Riau. Diperoleh pada Tanggal 2 Desember 2015 dari http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/viewFile/3436/3332
Kusumawati,
farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Ma’rifatul,
lilik.2011.keperawatan jiwa.yogyakarta: Graha Ilmu.
Marilyne,Doengoes&townsend, mary, &frances,mary.2006.
rencana asuhan keperawatan psikiatri.Jakarta: EGC.
Nancye,
Pandeirot Marjory. 2015. Pengaruh Terapi
Keluarga Terhadap Dukungan Keluarga Dalam Merawat Klien Dengan Masalah Perilaku
Kekerasaan di Kota Surabaya. Akademi Keperawatan
William Booth Surabaya. Diperoleh pada tanggal 1 Desember 2015 dari ejournal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/S1Kep/article/view/54
Tomb,david.2004.psikiatri. Jakarta: EGC.
Wiscarz,
gail&j.sandra.1998.Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar