Minggu, 12 Juli 2015

Belajar Ikhlas

Mungkin ini bukanlah hal yang bermanfaat dan tidak penting untuk Anda. Tapi ketahuilah sebuah pengalaman yang pernah dialami seseorang bisa jadi memberi motivasi bahkan bisa membuat kita mengerti bagaimana kerasnya seseorang memperjuangkan keinginannya. Dengan sebuah cerita singkat inilah yang bisa menceritakan bagaimana kehidupan yang pernah kita alami, terkadang manusia bisa lupa dengan apa yang pernah ia alami tetapi dengan menulis dan membaca kembali isi tulisannya, dia akan menyadari nantinya kerasnya kehidupan yang ia lalui sampai akhirnya ia meraih kesuksesannya. Disini saya akan share kepada Anda sedikit banyaknya cerita singkat dari pengalaman seseorang yang tidak bisa saya sebut  namanya (anonim).

Dahulu ada seorang remaja polos yang baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Lalu ia ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi untuk meraih kesuksesannya tapi entah apa pada saat itu ia belum terpikirkan profesi apa yang bisa membawanya menuju kata "sukses" itu. Saat itu ia dan seluruh siswa kelas XII SMA mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yaitu jalur yang hanya melihat nilai rapot siswa yang disalurkan dari sekolah, itupun tanpa dipungut biaya (GRATIS) oleh Pemerintah maupun sekolah. Waktu pun semakin singkat untuk ia memilih jurusan apa yang akan ia pilih. Tanpa ia sadari dari jurusan apa yang ia pilih itulah yang nantinya akan menggambarkan profesi apa nantinya.

Setelah berdiskusi panjang dengan orangtuanya, ia pun masih kebingungan dengan jurusan tersebut. Terselip keinginan kedua orangtuanya yang menginginkan ia untuk menjadi seorang dokter. Orang tua mana coba yang tidak ingin melihat anaknya sukses menjadi seorang dokter. Entah apa yang dipikirkan gadis remaja itu sebab pada saat itu sang adik pun ingin masuk ke jenjang SMA dan kakaknya pun sedang menyusun tugas akhir untuk menyelesaikan kuliahnya apalagi sang bunda pun baru saja menyelesaikan kuliahnya. Disitu ia memikirkan bagaimana apabila ia mengambil kedokteran yang diketahui banyak orang biaya kuliahnya sangat mahal. Tetapi kedua orangtuanya memberi motivasi bahwa rezeki itu tidak kemana pasti ada saja nanti rezekinya.

Tapi entah bodohnya gadis polos itu tidak pernah mengikuti keinginan orangtuanya untuk menjadi seorang dokter. Itupun sebenarnya masih ada tes kelulusan juga diantara 3 jurusan yang kita pilih di SNMPTN tersebut. Waktu pun semakin dekat dengan berakhirnya penutupan pendaftaran, ia juga sempat berdiskusi dengan temannya bagaiamana mengenai profesi yang diinginkan orangtuanya. Tapi bukan malah memberi motivasi melainkan temannya berkata bahwa iya jurusan tersebut memang mahal biayanya sebab ia punya saudara yang kebetulan kuliah di kedokteran. Temannya berkata saudaranya itu pun telah habis uang beratusan juta, pikirkan saja dari mana uang beratusan juta itu bisa gadis polos itu dapatkan apalagi kondisinya seperti itu. Semakin  bingung lah gadis itu memikirkan jurusan tersebut.


H-6 menuju penutupan pendaftaran, ia pun mulai mengisi jurusan di borang pendaftaran tersebut. Ia pun telah memutuskan untuk memilih pend. Dokter, pend. Matematika, dan pend. Fisika. Pernah terbesit dipikiran gadis itu untuk memilih teknik, sejak awal masuk kelas XII ia sangat menginginkan jurusan itu, tetapi ia pernah mendiskusikan dengan tentor pengajar di bimbel tempat ia les. Lalu tentor tersebut pun memberitahu bahawa untuk seorang cewek agak sulit untuk bekerja nantinya dengan jurusan tersebut sebab ada temannya yang tamatan dari jurusan tersebut harus menstir ulang sehingga sekarang menjadi seorang pengajar. Disitulah pikiran gadis ini terbuka dan mempikirkannya.

Yang dipikirkannya ialah kita kuliah itu untuk bekerja menjadi lebih baik.

Kenapa gadis itu memilih fkip? Sebab ibunya yang kebetulan seorang guru pernah berkata kalo menjadi seorang guru itu enak. Anak muridnya libur, kita pun ikut libur. Kerjanya pun setengah hari dan kita pun bisa sedikit santai.

Lalu akhirnya ia memfinalisai pendaftaran tersebut dgn ketiga jursan itu, entah bodohnya waktu itu ia membatalkan finalisasi karena dalam pikirnya takut nggak lulus sebab jurusan kedokteran itu ya jurusan yang banyak diidamkan oleh siswa lainnya. Apalagi siswa berprestasi di sekolah itu memilih jurusan itu juga. Dengan nilai yang jauh lebih tinggi dibanding ia yang siswa biasa. H-2 penutupan pendaftaran ia pun kembali mengisi borang itu dengan menukar pilihan dokter menjadi perawat. Pikirnya kedua jurusan itu sama-sama di bidang kesehatan dan menolong orang sakit. Tanpa sepengetahuan ayahnya ia pun menggantinya, namun ia telah membicarakan dengan ibundanya dan ia berkata "Biarlah saya menjadi perawat, mungkin saja nanti calon suami saya seorang dokter", itulah bodohnya gadis polos itu.

Entah pada saat pengumuman SNMPTN tersebut tepat pukul 12.00  ia pun mencoba untuk melihat hasil pengumumannya namun mungkin karena banyak siswa yang membuka sehingga pada saat ia membuka tidak bisa terlihat. Lalu temannya pun memberi kabar kepadanya bagaimana hasilnya tetapi yah begitulah websitenya tidak bisa dibuka. Lalu ia meminta temannya untuk melihat hasil pengumumannya. Hal hasil alhamdulillah ia diterima dipilihan pertama yaitu perawat. Sontak ayahnya terkejut "kok perawat? Bukannya dokter", lalu disitu saya baru berbicara bahwa ia menggantinya. Mungkin dalam benaknya pasti ada kekecewaan dengan keputusan ia sebelumnya. Tapi ia bercerita bahwa siswa berprestasi itu juga tidak lulus di kedokteran. Yahh beliau berkata mungkin saja rezeki kamu disitu kenapa tidak coba dulu kan masih ada jurusan di bawahnya. Kenapa perawat tidak di pilihan kedua saja. Disitulah sang gadis itu menyesal apalagi ketika membicarakan kesepakatan menentukan UKT atau biaya semester kuliah yang tanpa uang pangkal lagi. Disana terlihat bahwa mau masuk di kedokteran, teknik ataupun apa jurusannya biayanya sama saja melihat dari kemampuan orangtua membayarnya. Disitu saya merasa sediih, droop sayy.

Pernah tepikir dalam benaknya untuk mengikuti SBMPN atau seleksi bersama, tapi bagaimana bisa sebab pada saat siswa yang ikut SBMPTN tes tertulis, siswa yang lulus SNMPTN harus pendaftaran ulang pada hari itu juga. Apalagi lokasinya di Indralaya. Sangat jauh dengan lokasi tes nantinya di SBMPTN yang di Palembang.

Sungguh gadis itu menyesal kenapa tidak mengikuti kehendak orangtuanya padahal masih banyak kesempatan lainnya yang belum diadakan tes. Hal bodoh yang pernah ia lakukan ialah "ia hanya memikirkan jurusan apa bisa membawanya lulus tes tanpa memikirkan kedepannya sebab profesi itulah yang nantiny akan membawanya profesi yang akan dijalaninya nanti".

Tapi selama satu tahun kemudian ia tetap mengikuti masa perkuliahan belajar mengajar, mungkin selama satu tahun itulah yang bisa membuka matanya bahwa menjadi seorang perawat itu ialah mulia dimana perawat ialah CARE dan dokter ialah CURE. Apapun profesi yang kita jalani apabila kita menjalankannya dengan sungguh-sungguh dan senang maka hasilnya pun akan maksimal. Alhamdulillah selama belajar hampir satu tahun sang gadis itu pun mendapat beasiswa prestasi sesuai dengan jurusannya yang dahulu setengah hati ia jalani tetapi jurusan itulah yang membawanya keberuntungan.

Untuk menghilangkan rasa penyesalannya tidak menjadi dokter dan teknik, gadis itupun mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya. Al hasil kehendak yang diatas menginginkan ia menjadi seorang perawat. Dari hasil itulah ia sadar bahwa syukurilah apa yang kamu punya sekarang, keinginan kita belum tentu yang terbaik menurut yang di atas, Beliau lah yang mengetahui apa yang kita butuhkan nantinya. Maka saat itulah ia mengikhlaskan semuanya, mungkin sulit baginya untuk ikhlas secara total pada saat itu tapi dengan butuh waktu ia mulai menyadari semuanya dan kembali bersungguh-sungguh dengan yang ia punya untuk mencapai suksesnya. Setidaknya ia pernah mencoba untuk menjadi lebih baik dan mensyukuri nikmat yang telah ada.

Mungkin Anda semua tau siapa yang saya maksud anonim tersebut, tetapi ini saya tekankan lagi bahwa ini hanya untuk memotivasi Anda. Dengan pesan tersirat itulah yang bisa saya berikan. Ingat waktu tidak bisa di ulang, jangan pernah Anda menyesali yang telah terjadi, perbaikilah selagi itu bisa dan apabila hasilnya tidak sesuai keinginan Anda maka syukuri saja dibalik ini semua pasti ada hikmanya serta Allah mengetahui apa yang kamu inginkan dengan waktu dan cara-Nya.


Terima kasih 😂😂😂😂