Penyakit – Penyakit Akibat Parasit
Berikut ini ada 12 (dua belas) jenis penyakit yang disebabkan
oleh parasit pada
manusia, :
1.Malaria disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk anopheles betina
2.Pediculosis disebabkan oleh kutu penghisap darah,serangga dan parasit lainnya
3.Schistosomoasis disebabkan oleh parasit Trematoda
4.Amebiasis disebabkan oleh Amoeba
5.Ascariasis disebabkan oleh parasit Ascaris Lumbricoides (cacing usus)
6.Anchilostomiasis disebabkan oleh parasit Ancylostoma Duodenale (cacing tambang)
7.Enterobiasis disebabkan oleh parasit Enterobius Vermicularis (cacing kremi)
8.Trichuriasis disebabkan oleh parasit Trichuris Trichuira (cacing cambuk)
9.Taeniasis disebabkan oleh parasit Taenia Solium (cacing pita)
10.Strongiloiddiasis disebabkan oleh parasit strongiloides stercoralis (cacing benang)
11.Trichinosis disebabkan oleh parasit trichinella spiralis (cacing otot)
12.Filariasis disebabkan oleh parasit Brugia Malayi (cacing filaria)
1.Malaria disebabkan oleh Plasmodium melalui nyamuk anopheles betina
2.Pediculosis disebabkan oleh kutu penghisap darah,serangga dan parasit lainnya
3.Schistosomoasis disebabkan oleh parasit Trematoda
4.Amebiasis disebabkan oleh Amoeba
5.Ascariasis disebabkan oleh parasit Ascaris Lumbricoides (cacing usus)
6.Anchilostomiasis disebabkan oleh parasit Ancylostoma Duodenale (cacing tambang)
7.Enterobiasis disebabkan oleh parasit Enterobius Vermicularis (cacing kremi)
8.Trichuriasis disebabkan oleh parasit Trichuris Trichuira (cacing cambuk)
9.Taeniasis disebabkan oleh parasit Taenia Solium (cacing pita)
10.Strongiloiddiasis disebabkan oleh parasit strongiloides stercoralis (cacing benang)
11.Trichinosis disebabkan oleh parasit trichinella spiralis (cacing otot)
12.Filariasis disebabkan oleh parasit Brugia Malayi (cacing filaria)
A.
Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat
ditularkan oleh nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit plasmodium
dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui peredaran darah. Malaria
merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. Dari
pernyataan yang saya kutip dari Wikipedia, berdsarkan data di dunia, penyakit
malaria membunuh anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi
dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90%
kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.
Nyamuk yang menyebarkan parasit ini
yaitu nyamuk betina yang sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui
nyamuk, penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti
transfusi darah, transplantasi organ, jarum suntuk yang sudah terkontaminasi.
Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada bayinya.
1. Penyebab Penyakit Malaria
1. Penyebab Penyakit Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh
parasit yang merupakan golongan plasmodium. Media utama yang menjadi penyebar
penyakit ini yaitu nyamuk Anopheles betina. Nyamuk ini terinfeksi oleh parasit
plasmodium dari gigitan yang dilakukan terhadap seseorang yang sudah terinfeksi
parasit tersebut. Nyamuk tersebut akan terinfeksi selama satu mingguan hingga
waktu makan selajutnya. Pada saat makan, maka nyamuk ini menggigit orang lain
sekaligus menyuntikkan parasit plasmodium ke dalam darah orang tersebut
sehingga orang tersebut akan terinsfeksi malaria.
Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya yaitu:
1. Plasmodium ovale
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium falciparum
4. Plasmodium vivax
Ada 4 jenis plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, diantaranya yaitu:
1. Plasmodium ovale
2. Plasmodium malariae
3. Plasmodium falciparum
4. Plasmodium vivax
Dari kasus-kasus tentang penyakit
malaria di seluruh dunia, disimpulkan bahwa jenis plasmodium vivax yang paling
sering ditemukan pada pasien yang terserang penyakit ini. Selain itu plasmodium
falciparum merupakan penyumbang kematian paling besar pada penyakit malaria
yang menyerang manusia di dunia yaitu sekitar 90%.
2. Gejala Penyakit Malaria
2. Gejala Penyakit Malaria
Gejala malaria dapat dibagi menjadi
2 bagian ditinjau dari berat-ringannya. Gejalanya yaitu sebagai berikut.
A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
A. Gejala Penyakit Malaria Ringan (Malaria tanpa Komplikasi)
Pada penderita penyakit malaria,
umumnya mengalami demam dan menggigil, sakit kepala, mual-mual, muntah, diare,
terasa nyeri pada otot, pegal-pegal. Pada gejala malaria ringan, dapat dibagi
menjadi 3 stadium yaitu sebagai berikut.
1. Stadium dingin
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
Pada stadium dingin penderita merasakan dingin dan menggigil yang luarbiasa, denyut nadi terasa semakin cepat namun lemah, bibir dan jari terlihat kebiruan, kulit kering, muntah-muntah yang terjadi kurang lebih 15 menit hingga 1 jam.
2. Stadium demam
Pada stadium ini penderita merasakan panas, muka merah, kulit kering, muntah dan kepala rasanya sangat sakit. Suhu tubuh biasanya mencapai 40 derajat celcius atau lebih. Kadang penderita mengalami kejang-kejang. Gejala ini berlangsung biasanya 2 hingga 4 jam lebih.
3. Stadium berkeringat
Stadium berkeringat yaitu pengidap penyakit malaria ini selalu berkeringat, suhu tubuh dibawah rata-rata sehingga menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin. Karena sering berkeringat, biasanya sering merasakan haus dan kondisi tubuh sangat lemah.
B. Gejala Penyakit Malaria Berat
(Malaria dengan Komplikasi)
Penderita yang masuk dalam criteria
ini biasanya sangat lemah sekali. Malaria berat dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium sendian darah tepi dan penderita juga
memiliki komplikasi sebagai berikut ini.
·
Tidak
sadarkan diri kadang hingga koma
·
Sering
mengigau
·
Bicara
yang salah-salah (tidak terkontrol)
·
Kejang-kejang
·
Suhu
tubuh sangat tinggi
·
Dehidrasi
·
Nafas
cepat, sesak nafas
3. Cara Mencegah Penyakit Malaria
Penyakit malaria ini disebarkan oleh
nyamuh sehingga kita harus menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sekita
sehingga tidak ada nyamuk yang berkembang biak. Bila anda sedang mengujungi
tempat-tempat yang terkenal sebagai timbulnya penyakit malaria, minumlah obat
Klorokuin yang berfungsi untuk mencegah masuknya parasit plasmodium falciparum
ke dalam tubuh.
Jika terkena penyakit malaria,
usahakan cepat ditangani dengan membawanya berobat ke dokter ahli penyakit
malaria. Jika sudah ditangan dokter pastinya akan cepat ditangani namun
bagaimana jika anda berada ditempat terpencil dan sangat jauh dari tempat
dokter, anda bisa menggunakan cara tradisional
2. Cara Tradisional
2. Cara Tradisional
Cara tradisional dapat dijadikan
alternatif jika ada kendala berobat kepada dokter. Untuk pengobatan secara
tradisonal sangat mudah yaitu menggunakan “Daun Pepaya”. Jangan salah, daun papaya
juga sangat manjur untuk mengobati penyakit malaria. Caranya yaitu siapkan
beberapa daun papaya kemudian rebus dan minum airnya 3 kali sehari. Lakukan ini
secara teratur setiap hari dan yakinlah bahwa anda akan sembuh.
Sanma, Vio. 2013. Penyebab
Penyakit Malaria, Gejala, Mencegah dan Cara Mengobati,
Gejala.html, diakses 26 Januari
2015).
B. Pediculosis Kapitis
Pedikulosis
kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut pediculus
humanus capitis pada kulit kepala. (Brunner & Suddarth)
Tuma betina akan meletakkan telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur ini akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minggu.
Tuma betina akan meletakkan telurnya (nits) di dekat kulit kepala. Telur ini akan melekat erat pada batang rambut dengan suatu substansi yang liat. Telur ini akan menetas menjadi tuma muda dalam waktu sekitar 10 hari dan mencapai maturitasnya dalam tempo 2 minggu.
Jantan Betina
1. Cara penularan
Melalui perantara benda seperti pakaian, sisir, sikat yang dipakai bersama, wig, topi, dan perangkat tempat tidur yang terinfeksi.
Melalui perantara benda seperti pakaian, sisir, sikat yang dipakai bersama, wig, topi, dan perangkat tempat tidur yang terinfeksi.
2. Gejala klinis
a. tuma paling sering ditemukan di sepanjang bagian posterior kepala dan di belakang telinga.
b. Telur tuma ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang berbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.
c. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghiulangkan gatal seringkali menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis.
d. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang yang berambut panjang.
a. tuma paling sering ditemukan di sepanjang bagian posterior kepala dan di belakang telinga.
b. Telur tuma ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai benda yang berbentuk oval, mengkilap dan berwarna perak yang sulit dilepas dari rambut.
c. Gigitan serangga ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan garukan yang dilakukan untuk menghiulangkan gatal seringkali menimbulkan infeksi bakteri sekunder seperti impetigo serta furunkulosis.
d. Infestasi tuma lebih sering ditemukan pada anak-anak dan orang yang berambut panjang.
3. Pengobatan
a. Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder.
b. Menurut kepustakaan, pengobatan terbaik ialah secara topical dengan malathion 0,5 % atau 1 dalam bentuk losio atau spray
caranya: malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit. Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sulit didapat
c. Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan=gammexan) 1 %. Cara pemakaiannya adalah: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.
d. Obat lain adalah zil benzoate 25 %, dipakai dengan cara yang sama.
e. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder dionati dulu dengan antibiotic sistemik dan topical. Dan kemudian disusul dengan pemberian oabat dia atas dalambentuk shampoo. Hygiene merupakan syarat agar tidak terjadi residif.
a. Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi sekunder.
b. Menurut kepustakaan, pengobatan terbaik ialah secara topical dengan malathion 0,5 % atau 1 dalam bentuk losio atau spray
caranya: malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit. Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sulit didapat
c. Di Indonesia obat yang mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan=gammexan) 1 %. Cara pemakaiannya adalah: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian diulangi dengan cara yang sama.
d. Obat lain adalah zil benzoate 25 %, dipakai dengan cara yang sama.
e. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur, infeksi sekunder dionati dulu dengan antibiotic sistemik dan topical. Dan kemudian disusul dengan pemberian oabat dia atas dalambentuk shampoo. Hygiene merupakan syarat agar tidak terjadi residif.
Brunner
& Suddarth. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC
Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 3. Jakarta: Media Aesculapius
Djuanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 3. Jakarta: Media Aesculapius
C. Schistosomoasis
Schistosomiasis (bilharziasis)
adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih (cacing pita). Ini seringkali
menyebabkan ruam, demam, panas-dingin, dan nyeri otot dan kadangkala
menyebabkan nyeri perut dan diare atau nyeri berkemih dan pendarahan.
Schistosomiasis mempengaruhi lebih dari 200 juta orang di
daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Lima jenis
schistosoma yang paling menyebabkan kasus pada schistosomiasis pada orang :
- Schistosoma hematobium menginfeksi saluran kemih (termasuk kantung kemih)
- Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum, Schistosoma mekongi, dan Schistosoma intercalatum menginfeksi usus dan hati. Schistosoma mansoni menyebar luas di Afrika dan satu-satunya schistosome di daerah barat.
1.
Penyebab
Schistosomiasis
diperoleh dari berenang, menyeberangi, atau mandi di air bersih yang
terkontaminasi dengan parasit yang bebas berenang. Schistosomes berkembang biak
di dalam keong jenis khusus yang menetap di air, dimana mereka dilepaskan untuk
berenang bebas di dalam air. Jika mereka mengenai kulit seseorang, mereka masuk
ke dalam dan bergerak melalui aliran darah menuju paru-paru, dimana mereka
menjadi dewasa menjadi cacing pita dewasa. Cacing pita dewasa tersebut masuk
melalui aliran darah menuju tempat terakhir di dalam pembuluh darah kecil di
kandung kemih atau usus, dimana mereka tinggal untuk beberapa tahun. Cacing
pita dewasa tersebut meletakkan telur-telur dalam jumlah besar pada dinding
kandung kemih atau usus. Telur-telur tersebut menyebabkan jaringan setempat
rusak dan meradang, yang menyebabkan borok, pendarahan, dan pembentukan
jaringan luka parut. Beberapa telur masuk ke dalam kotoran(tinja)atau kemih.
Jika kemih atau kotoran pada orang yang terinfeksi memasuki air bersih,
telur-telur tersebut menetas, dan parasit memasuki keong untuk mulai siklusnya
kembali.
Schistosoma mansoni dan
schistosoma japonicum biasanya menetap di dalam pembuluh darah kecil pada usus.
Beberapa telur mengalir dari sana melalui aliran darah menuju ke hati.
Akibatnya peradangan hati bisa menyebabkan luka parut dan meningkatkan tekanan
di dalam pembuluh darah yang membawa darah antara saluran usus dan hati
(pembuluh darah portal). Tekanan darah tinggi di dalam pembuluh darah portal
(hipertensi portal) bisa menyebabkan pembesaran pada limpa dan pendarahaan dari
pembuluh darah di dalam kerongkongan.
Telur-telur pada
schistosoma hematobium biasanya menetap di dalam kantung kemih, kadangkala
menyebabkan borok, ada darah dalam urin, dan luka parut. Infeksi schistosoma
hematobium kronis meningkatkan resiko kanker kantung kemih.
Semua jenis
schistosomiasis bisa mempengaruhi organ-organ lain (seperti paru-paru, tulang
belakang, dan otak). Telur-telur yang mencapai paru-paru bisa mengakibatkan
peradangan dan peningkatan tekanan darah di dalam arteri pada paru-paru
(hipertensi pulmonari).
2.
Gejala
Ketika schistosomes pertama kali memasuki kulit, ruam yang
gatal bisa terjadi (gatal perenang). Sekitar 4 sampai 8 minggu kemudian (ketika
cacing pita dewasa mulai meletakkan telur), demam, panas-dingin, nyeri otot,
lelah, rasa tidak nyaman yang samar (malaise), mual, dan nyeri perut bisa terjadi.
Batang getah bening bisa membesar untuk sementara waktu, kemudian kembali
normal. kelompok gejala-gejala terakhir ini disebut demam katayama.
Gejala-gejala lain bergantung pada organ-organ yang terkena
::
· Jika pembuluh darah pada usus
terinfeksi secara kronis : perut tidak nyaman, nyeri, dan pendarahan (terlihat
pada kotoran), yang bisa mengakibatkan anemia.
·
Jika
hati terkena dan tekanan pada pembuluh darah adalah tinggi : pembesaran hati
dan limpa atau muntah darah dalam jumlah banyak.
·
Jika
kandung kemih terinfeksi secara kronis : sangat nyeri, sering berkemih, kemih
berdarah, dan meningkatnya resiko kanker kandung kemih.
·
Jika
saluran kemih terinfeksi dengan kronis : peradangan dan akhirnya luka parut yang
bisa menyumbat saluran kencing.
·
Jika
otak atau tulang belakang terinfeksi secara kronis (jarang terjadi) : Kejang
atau kelemahan otot.
3. Pengobatan
Untuk
pengobatan, 2 sampai 3 dosis praziquantel digunakan melalui mulut lebih selama
1 hari.
4. Pencegahan
Schistosomiasis
paling baik dicegah dengan menghindari berenang, mandi, atau menyeberang di air
alam di daerah yang diketahui mengandung schistosomes.
SusuKolostrum.com. 2015. Schistosomiasis. (online), (ww.susukolostrum.com/data-penyakit/infeksi-dan-penyakit-menular/schistosomiasis.html, diakses 26 Januari 2015).
D.
Amebiasis
Amebiasis adalah suatu infeksi usus
besar yang disebabkan oleh Entamoeba
histolytica.
1.
Penyebab
Penyebabnya adalah Entamoeba histolytica. Penularan
langsung terjadi melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi. Penyakit ini
paling sering ditemukan pada masyarakat yang tinggal di daerah yang derajat
kesehatan lingkungannya buruk. Buah – buahan dan sayuran bisa terkontaminasi
jika tumbuh di dalam tanah yang diberi pupuk kotoran manusia, atau dicuci
dengan air yang terkontaminasi pada orang yang telah mengadakan atau diolah
oleh seseorang terinfeksi. Penyakit ini juga ditemukan pada orang yang telah
mengadakan perjalanan ke negara berkembang dan pada pria homoseksual.
2.
Gejala
Kebanyakan penderita, terutama yang
tinggal di daerah beriklim sedang, tidak menunjukkan gejala. Kadang – kadang
gejalanya samar – samar, sehingga hampir tidak diketahui. Gejalanya bisa berupa
diare yang hilang – timbul dan sembelit, banyak buang angin dan keram perut.
Bila disentuh, perut akan terasa nyeri dan tinja bisa mengandung darah serta
lendir. Bisa terjadi demam ringan dan sering terjadi penurunan berat badan dan
anemia.
3.
Pengobatan
Ini dapat diobati dengan obat anti
amuba (amebisid). Pengobatan ini harus berdasarkan resep dokter. Tinja akan
diperiksa ulang dalam waktu 1,3 dan 6 bulan setelah pengobatan untuk memastikan
kesembuhan pasien.
4.
Pencegahan
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah terkena
amebiasis :
a. Selalu cuci tangan dengan bersih
menggunakan sabun dan air mengalir setelah buang air besar.
b. Pastikan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang bersih.
Centers for Disease Control and Prevention.
Amebiasis. Atlanta. 2010.
P, Ricard D. Amebiasi. Merck Manual Home Health Handbook. 2007.
E.
Ascariasis
Ascariasis
adalah kondisi untuk menyebut infeksi yang disebabkan cacing gelang. Cacing
gelang bersifat parasit karena menggunakan tubuh manusia sebagai inang untuk
tumbuh dewasa dan bereproduksi. Cacing dewasa dapat berukuran hingga 30 cm. Ascariasis
paling banyak terjadi pada anak-anak di daerah tropis dan subtropis, terutama
pada lingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang buruk.
1. Gejala
Kebanyakan
kasus ascariasis tidak menunjukkan gejala. Sedangkan kasus infeksi berat
mungkin menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung bagian tubuh yang
terpengaruh. Berikut adalah diantaranya:
a.
Paru-paru
Setelah
tertelan, telur ascariasis akan menetas dalam usus kecil dan larva bermigrasi
melalui aliran darah atau sistem limfatik ke paru-paru. Pada
tahap ini, penderita mungkin mengalami tanda-tanda dan gejala yang mirip dengan
asma atau pneumonia, termasuk: Batuk terus – menerus, sesak napas, dan
mengi. Setelah
6 hingga 10 hari di paru-paru, larva kemudian melanjutkan perjalanan ke
tenggorokan untuk kemudian dibatukkan dan tertelan.
b. Usus
Larva
tumbuh menjadi cacing dewasa di usus kecil dan terus hidup disana hingga mati.
Dalam kasus ascariasis ringan hingga sedang, infeksi pada usus akan menimbulkan
gejala yaitu nyeri perut samar, mual dan muntah, diare atau tinja berdarah.
Sedangkan infeksi berat ascariasis akan menimbulkan gejala yaitu sakit perut
parah, kelelahan, muntah, berat badan.
2. Penyebab
Ascariasis
tidak menular secara langsung dari manusia ke manusia. Untuk tertular,
seseorang harus mengalami kontak dengan tanah yang tercampur tinja yang
mengandung telur cacing.
Karena
anak kecil sering bermain di tanah, infeksi terjadi saat tangan yang kotor
dimasukkan ke mulut atau digunakan memegang makanan.
Buah
atau sayuran yang belum dicuci dan tumbuh di tanah yang terkontaminasi juga
dapat menularkan telur cacing gelang yang menyebabkan ascariasis.
Seluruh
proses daur hidup cacing, mulai dari telur yang tertelan hingga telur yang
dikeluarkan melalui kototran, berlangusng sekitar dua hingga tiga bulan.
Sebagai
informasi, cacing gelang bisa hidup di dalam tubuh manusia selama satu hingga
dua tahun.
Amazine. Ascariasis:
Gejala, Penyebab & Faktor Risikonya. (online), (http://www.amazine.co/26218/ascariasis-gejala-penyebab-faktor-resikonya/,
diakses 26 Januari 2015)
F.
Anchilostomiasis
1. Gejala
Gejala
penderita cacing tambang (Nekatoriasis/Ankilostomiasis) adalah gangguan saluran
cerna (mual, muntah, diare dan nyeri ulu hati), pusing nyeri kepala, lemah dan
lelah, anemia, gatal di daerah masuknya cacing.
2. Penyebab
Cacing
tambang (Nekatoria dan ankilostomia)
Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Telur cacing gelang tertelan sewaktu makan makanan yang terkontaminasi oleh kotoran. Sedang larva cacing tambang hidup ditanah dan masuk lewat kulit yang menyebabkan infeksi.
Cacing masuk tubuh manusia dengan berbagai cara. Telur cacing gelang tertelan sewaktu makan makanan yang terkontaminasi oleh kotoran. Sedang larva cacing tambang hidup ditanah dan masuk lewat kulit yang menyebabkan infeksi.
3. Hal Yang Dapat Dilakukan
• Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun pada waktu mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan pada waktu mandi
• Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih bahan makanan untuk menghindari telur cacing yang mungkin ada serta biasakan memasak makanan dan minuman
• Menggunakan karbol di tempat mandi
• Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan tanah saat bekerja dihalaman, perkebunan pertanian, pertambangan, dll
• Menjaga kebersihan diri dengan memotong kuku, menggunakan sabun pada waktu mencuci tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan pada waktu mandi
• Menghindari makanan yang telah dihinggapi lalat dan cuci bersih bahan makanan untuk menghindari telur cacing yang mungkin ada serta biasakan memasak makanan dan minuman
• Menggunakan karbol di tempat mandi
• Menggunakan alas kaki untuk menghindari sentuhan langsung dengan tanah saat bekerja dihalaman, perkebunan pertanian, pertambangan, dll
Soeharsoh. 2011. Penyakit ankilostomiasis?. Yahoo Answer, diakses 26 Januari 2015.
G. Enterobiasis
Enterobiasis
atau oxyuriasis adalah penyakit akibat infeksi cacing Enterobius
vermicularis atau Oxyuris vermicularis. Disebut pula sebagai pinworm
infection, atau di Indonesia dikenal sebagai infeksi cacing kremi. Penyakit ini
identik dengan anak-anak, meski tak jarang orang dewasa juga terinfeksi.
1.
Diagnosa
Pada
pemeriksaan tinja dapat ditemukan adanya cacing dewasa. Cacing jantan dewasa
setelah kopulasi mati dan keluar bersama tinja. Sementara dengan metode Scotch
adhesive tape swab, dapat menemukan telur yang diletakkan didaerah perianal.
2.
Gejala
Klinis
Enterobiasis relatif tidak
berbahaya. Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa gatal (pruritus ani)
mulai dari rasa gatal sampai timbul rasa nyeri. Akibat garukan akan menimbulkan
iritasi di sekitar anus, kadang sampai terjadi perdarahan dan disertai infeksi
bakteri. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari. Hal ini akan
menyebabkan gangguan tidur pada anak-anak (insomnia) oleh karena rasa gatal,
anak akan kurang tidur dan badannya pun menjadi lemah serta lebih cengeng atau
sensitif. cepat marah, dan gigi menggeretak. Kondisi yang tidak mengenakkan ini
membuat nafsu makan anak berkurang. Berat badannya serta merta berkurang.
Kadang-kadang cacing dewasa muda
dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung, esofagus dan
hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut. Cacing sering
ditemukan di apendiks (usus buntu) tetapi jarang menyebabkan appendisitis. Pada
beberapa kasus dilaporkan adanya migrasi cacing betina pada penderita wanita
bisa sampai ke vagina-rahim-akhirnya ke tuba fallopi dan menimbulkan radang
saluran telur atau salpingitis. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama
pada wanita usia subur, sebab dapat menyebabkan kemandulan, akibat buntunya
saluran tuba.
Adanya cacing dewasa pada mukosa
usus akan menimbulkan iritasi dan trauma sehingga dapat menyebabkan ulkus
kecil. Jumlah cacing yang banyak dalam rektum dapat menyebabkan rectal kolil
(rasa nyeri hebat pada usus besar).
3. Penularan
Penyakit
Penularan
dari tangan ke mulut (hand to mouth), setelah anak-anak menggaruk daerah
sekitar anus oleh karena rasa gatal, kemudian mereka memasukkan tangan atau
jari-jarinya ke dalam mulut. Kerap juga terjadi, sesudah menggaruk daerah
perianal mereka menyebarkan telur kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
karena memegang benda-benda maupun pakaian yang terkontaminasi. Telur
Enterobius vermicularis menetas di daerah perianal kemudian larva masuk lagi ke
dalam tubuh (retroinfeksi) melalui anus terus naik sampai sekum dan tumbuh
menjadi dewasa. Cara inilah yang kita kenal sebagai : autoinfeksi
4. Pencegahan
Sangat penting untuk menjaga
kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan setelah buang
air besar dan sebelum menyiapkan makanan.
Pakaian dalam dan seprei penderita
sebaiknya dicuci sesering mungkin.
Langkah-langkah umum yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi adalah:
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
2. Memotong kuku dan menjaga
kebersihan kuku.
3. Mencuci seprei minimal 2
kali/minggu.
4. Mencuci jamban setiap hari.
5. Menghindari penggarukan daerah
anus.
6. Menjauhkan tangan dan jari tangan
dari hidung dan mulut.
Gandahusada S et
al. 2001. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gunawan, S. Gan.
2007. Farmakologi dan Terapi, edisi V. Jakarta : Departemen Farmakologi
dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI
Katzung, Bertram
G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi VI. Jakarta : EGC.
H. Trichuriasis
Trichuriasis
adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Trichuris trichiura.
Penyakit ini terutama terjadi di daerah subropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.
Penyakit ini terutama terjadi di daerah subropis dan tropis, dimana kebersihan lingkungannya buruk serta iklim yang hangat dan lembab memungkinkan telur dari parasit ini mengeram di dalam tanah.
1. Penyebab
Penyebabnya adalah Trichuris trichiura, suatu
cacing cambuk usus.
Infeksi terjadi jika manusia menelan
makanan yang mengandung telur parasit yang telah mengeram di dalam tanah selama
2-3 minggu.
Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di dalam lapisan usus.
Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm. Cacing betina dewasa menghasilkan sekitar 5000 telur/hari dan dibuang melalui tinja.
Larva akan menetas di dalam usus halus lalu berpindah ke usus besar dan menancapkan kepalanya di dalam lapisan usus.
Setiap larva akan tumbuh sepanjang 12,5 cm. Cacing betina dewasa menghasilkan sekitar 5000 telur/hari dan dibuang melalui tinja.
2.
Gejala
Hanya
infeksi yang berat yang menyebabkan gejala berupa nyeri perut dan diare. Infeksi
yang sangat berat menyebabkan perdarahan usus, anemia, penurunan berat
badan dan peradangan usus buntu (apendisitis). Kadang rektum
menonjol melewati anus (prolapsus rektum), terutama pada
anak-anak atau wanita dalam masa persalinan.
3.
Diagnosa
Pada pemeriksaan contoh tinja dengan mikroskop, akan ditemukan telur parasit yang bebentuk seperti tong.
Pada pemeriksaan contoh tinja dengan mikroskop, akan ditemukan telur parasit yang bebentuk seperti tong.
4.
Pengobatan
Infeksi ringan tidak memerlukan pengobatan khusus.
Jika diperlukan pengobatan, biasanya diberikan mebendazol. Mebendazol< tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.
Infeksi ringan tidak memerlukan pengobatan khusus.
Jika diperlukan pengobatan, biasanya diberikan mebendazol. Mebendazol< tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.
5.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya penyakit ini perlu diperhatikan hal-hal berkut:
Untuk mencegah terjadinya penyakit ini perlu diperhatikan hal-hal berkut:
· Gunakan jamban yang bersih
· Tingkatkan kebersihan
individu
·
Hindari sayuran yang belum dicuci bersih.
Sugiyanto, Silviana. 2012. Trichuriasis. (online), diakses 26 Januari 2015.
I.
Taeniasis
Taenia saginata (cacing pita daging sapi) : Cacing dewasa dapat
ditemukan dalam usus manusia penderita taeniasis, berbentuk pipih panjang seperti pita dan tubuhnya
beruas-ruas (segmen). Panjangnya rata-rata 5m bahkan bisa mencapai 25m yang
terdiri atas lebih dari 1000 segmen (Pawlowski & Schultz 1972; Soulsby
1982; Smyth 2004).
1. Cara Penularan
Telur Taenia saginata yang
dikeluarkan lewat tinja orang yang terinfeksi hanya bisa menular kepada sapi & didalam otot sapi parasit akan berkembang menjadi
Cysticercus bovis, stadium larva dari Taenia saginata. Infeksi pada manusia
terjadi karena orang tersebut memakan daging sapi mentah atau yang dimasak
tidak sempurna yang mengandung Cysticerci; di dalam usus halus cacing menjadi
dewasa & melekat dalam mukosa usus. Begitu juga infeksi Taenia
solinum terjadi karena memakan daging babi mentah atau yang dimasak kurang
sempurna (“measly pork”) yang mengandung cysticerci; cacing menjadi dewasa
didalam intestinum.
2. Gejala dan Tanda
Infestasi
T.saginata umumnya bersifat asimptomatik. Masa inkubasi berlangsung selama 8-10
minggu. Segmen cacing yang disebut proglotid dapat keluar dari anus secara
sendiri atau bersama tinja. Pada beberapa kasus dapat ditemukan gejala sakit perut,
kolik, nausea, kelelahan dan penurunan berat badan. Nafsu makan dapat turun,
tetapi ada juga yang meningkat. Perut menggembung dan merasa kurang nyaman
akibat akumulasi gas dalam saluran pencernaan.
Gejala klinik
yang ditimbulkan oleh infestasi T.solium mirip dengan T.saginata. gejala klinik
yang cukup parah dapat terjadi apabila manusia bertindak sebagai induk semang
antara. Cysticercus umumnya terbentuk pada jaringan dibawah kulit, namun dapat
pula terbentuk di otak dan mata.
Apabila terbentuk diota, gejala klinik yang timbul berupa kelumpuhan, epilepsi,
bahakan dapat bersifat fatal. Gejala epilepsi akibat cysticercus terbentuk
diotak pernah dilaporkan
di Papua.
3.
Pengobatan
Pengobatan pada
hakekatnya sama untuk semua cacing pita manusia. Untuk mencapai penyembuhan
sempurna. Scolexnya harus dikeluarkan. Maka untuk memeriksa hasil pengobatan,
pencarian teliti daripada scolex dalam tinja harus dilakukan. Bila scolex tidak
ditemukan, perlu ditunggu 3 bulan untuk memastikan apakah penderita sudah tidak
mengeluarkan proglotid atau telur lagi (Brotowidjoyo, 1987).
4.
Pencegahan
a. Mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi tinja terhadap tanah, air,
makanan & pakan ternak dengan cara mencegah penggunaan air limbah untuk irigasi
b.
Memasak daging
sapi atau daging babi secara sempurna.
c.
Daging sapi
atau daging babi yang dibekukan pada suhu di bawah minus 5oC (23oF)
selama lebih dari 4 hari dapat membunuh cysticerci.
d.
Jauhkan ternak
babi kontak dengan jamban & kotoran manusia.
Rizal Subahar, Abdulbar Hamid, Wilfried Purba, Widarso, Akira Ito dan Sri S
Margono, TAENIASIS/SISTISERKOSIS DI ANTARA ANGGOTA KELUARGA DI
BEBERAPA DESA, KABUPATEN JAYAWIJAYA, PAPUA, JUNI 2005.
J. Strongiloiddiasis
Jenis
cacing ini membahayakan bagi bayi karena dapat ditularkan melalui ASI.
Strongyloides stercoralis hidup pada daerah beriklim tropis dan subtropis. Hanya
cacing betina dari jenis cacing ini yang hidup sebagai parasit di usus manusia,
terutama di duodenum dan yeyunum. Telurnya menetas di kelenjar usus, kemudian
keluar bersama feces dalam bentuk larva rhabditiform. Larva ini akan berubah
menjadi larva filariform apabila sudah berada di tanah. Namun demikian, larva
filariform bisa juga terbentuk di dalam usus sehingga terjadi infeksi yang
disebut autoinfeksi interna. Ada tiga tipe strongiloiddiasis (nama penyakit
yang disebabkan Strongyloides stercoralis,-red) yaitu tipe ringan, tipe sedang,
dan tipe berat. Tipe ringan tidak memberikan gejala apa-apa. Pada tipe sedang,
dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, umumnya gejala di usus.
Jika sudah pada tipe atau infeksi berat, penderita mengalami gangguan hampir di
seluruh sistem tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.
Isna, Nilna R. 2008. Cacing-cacing Berbahaya yang Hidup di Usus Manusia. https://nilna.wordpress.com/2008/07/14/cacing-cacing-berbahaya-yang-hidup-di-usus-manusia/, dikses 26 Januari 2015
.
K. Trichinosis
Trichinosis adalah penyakit yang disebabkan oleh larva cacing Trichinela spiralis. Cacing dewasanya hidup dalam usus mamalia dan larvanya dalam jaringan otot hospes yang sama. Hewan yang rentan adalah babi, tikus, beruang dan manusia. Sapi, domba, kambing kurang rentan.
1. Cara Penularan
Babi terinfeksi akibat makan tikus yang menderita trichinosis. Disamping itu tinja tikuspun dapat infektif apabila tikus makan daging yang mengkista dan larvanya dikeluarkan dalam keadaan tidak tercerna. Selain itu babi juga dapat sebagai sumber infeksi bagi babi lain. Babi tertular biasanya bila diberikan makanan dari sisa restoran yang tercemar daging babi yang mengandung lava infektif.
2. Gejala Klinis
Gejala klinis
ditimbulkan dipengaruhi oleh faktor-faktor sbb:
Jumlah cacing, besar dan umur hewan,
otot yang diserang, daya tahan tubuh hewan dan adanya penyakit lain. Gejala yang
patogenitas adanya larva pada alat-alat
pernapasan yang dapat melumpuhkan alat pernapasan. Gejala yang jelas
(manusia) adalah diare, sakit otot, suara parau, oedema pada dahi dan tuli,
cacing ini memproduksi zat racun yang sangat berbahaya pada hewan.
Penyakit ini bersifat zoonosis,
berbahaya bagi manusia pemakan daging babi. Cacing dewasa
pada usus dapat menimbulkan iritasi dan menyebabkan enteritis.
3. Pencegahan
1. Memutuskan siklus hidup
a. pengobatan penderita
b. bahan makanan untuk babi yang
berasal dari sisa dapur dan RPH harus dimasak terlebih dahulu.
c. Pemeliharaan ternak secara intensif
dan higiene
d. Meniadakan tikus yang berkeliaran di
RPH dan kandang babi
2. pengawasan terhadap ternak potongan,
terutama didaerah tertular
3. memasak daging dengan sempurna
dengan suhu paling sedikit 65,6 C
4.
RPH harus dilengkapi dengan kamar
pendingin hal ini untuk pencegahan kiste terhadap konsumen. Kiste pada
tempratur-27 C selama 36 jam akan mati.
Informasi Berbagai Hal. 2012. TRICHINOSIS. (Online), diakses
26 Januari 2015.
L.
Filariasis
Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau
Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk,
parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka
berkembanglah menjadi penyakit tersebut.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,
lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah
bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi
sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak
terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang
terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan
Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di
negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).
1.
Penularan
Penyakit ini ditularkan
melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya.
Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain
pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.
Tidak
seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena
inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
2.
Tanda dan Gejala
Seseorang yang terinfeksi penyakit
kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup
lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
- Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
- Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
- Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
- Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
- Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu
berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada,
buah zakar (elephantiasis skroti).
3. Penanganan dan Pengobatan
Tujuan
utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah
membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga
tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.
Dietilkarbamasin
{diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik
untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan
mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat.
Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi
samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan
obat simtomatik.
Dietilkarbamasin
tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral sesudah
makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3
jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada
anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat
atau dalam keadaan lemah.
Namun
pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak
terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah
lanjutan seperti tindakan operasi.
4. Pencegahan
Bagi penderita penyakit gajah diharapkan
kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan
sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah
perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga
sekitarnya.
Pemberantasan nyamuk diwilayah
masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit
ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah
terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.
sumber: http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasis-atau.html